Samudra Arya Mufasa

Audzubillahiminasyaitonirojim Bismillahirohmanirohim

Selamat datang Samudra! Sebenarnya sudah 15 hari ya Samudra melengkapi hari-hari sederhana kami xD. Tepatnya lahirlah anak laki-laki bernama Samudra Arya Mufasa tanggal 10 Oktober 2017, pukul 02.10 pagi di Puskesmas Bogor Utara. Alhamdulillah.

Samudra hadir dengan meminta sendiri, alias ia mendorong lapisan ketuban sampai pecah dan memaksa keluar secepatnya xD. Sebelum ibu naik kasur pun rasanya puncak kepalanya sudah tidak sabar ingin melihat dunia. Maka ketika ibu berbaring di kasur langsung lah Samudra lahir tanpa perlu menunggu lama. Hallo anak ayah dan ibu!!! :))

Setelah tubuhnya dibersihkan sedikit, Samudra diletakkan di dada ibu untuk melakukan proses IMD. Samudra tidak mau berhenti menggeliat. Ia terus bergerak, menjilat tangan, bergerak, sampai melipir terus ke sebelah kanan dan nyaris jatuh. Akhirnya ditemukanlah dada ibu dan tanpa ragu-ragu ia langsung menyusu. Hahaha. IMD berhasil dengan sukses tanpa diarahkan! xD Bu bidan pun kaget dan berkata, "Wah, IMD-nya sukses!"

Samudra tidur dengan tenang di kasur bayi yang diletakkan di dekat kasur ibu. Ia hanya menggerak-gerakan badannya sedikit jika haus dan kembali tertidur seusai menyusu.

Jam 5 pagi, kakak Matahari yang sebelumnya tidur di mobil akhirnya terbangun. Ia diantar oleh ayah ke tempat ruang bersalin ibu dan langsung bertemu adik Samudra untuk pertama kalinya.

Entahlah ayah herry berkata apa padanya waktu itu, yang jelas sepertinya Matahari yang   masih berusia 21 bulan terlihat belum begitu mengerti. Ia hanya melirik sebentar kemudian memalingkan wajahnya tanda mengajak keluar. Ayah dan Matahari akhirnya keluar ruangan sejenak karena celana Matahari ternyata sudah sangat basah.

Setelah proses penggantian popok, Matahari dan ayah kembali mengunjungi adik bayi. Alhamdulillah kali ini Matahari tersenyum-senyum gembira dan bercanda sambil mencolek-colek pipi adiknya. "Bayi...bayi..." katanya sambil memperhatikan makhluk kecil di sampingnya :))

Comments

Popular posts from this blog

resensi buku : surat kopi - joko pinurbo

resensi buku : The Giving Tree

Menitipkan Matahari