Menitipkan Matahari

Entah kenapa sejak Matahari lahir, kami--saya dan ayah herry-- dikondisikan untuk tidak bisa menitipkannya pada siapapun.

Bukan berarti tidak mau ya, tapi memang begitulah keadaannya. Ibu saya bukan tipe yang bisa dititipi cucu, ibu mertua saya masih berstatus pegawai, dan rasanya kami tidak bisa menitipkannya pada pengasuh bayaran.

Matahari selalu ikut dengan saya kemanapun saya pergi. Bahkan ketika melahirkan adiknya pun ia ikut menunggu di ruang tunggu dan di mobil! Saya pikir kami memang pasangan yang tidak akan terpisahkan.

Tapi ternyata tidak begitu dengan hari ini.

Sudah hampir dua minggu ini Matahari "dititip" kepada ayahnya untuk mengurusi kebutuhannya  selama 24 jam. Sesuai dengan perkiraan saya, ayah herry 'akhirnya' mengalami papa blues xD. Bagaimana tidak, ia kini mencicipi bagaimana hidup monoton ala IRT ditambah lagi dengan beban di pundak bahwa dirinya masih harus mencari nafkah.

Sebenarnya saya sudah memberikan ide agar ayah membawa Matahari pergi main kesini dan kesana. Tapi walaupun ayah sudah membawa matahari kemana-mana, rasanya tidak pernah cukup bagi Matahari yang jiwa eksplorasinya sedang memuncak.

Keterbatasan kami memenuhi keinginannya membuat Matahari kini menjadi suka marah, merengek, dan melamun sendirian. Sedih rasanya.

Kesabaran ayah menanggapi tangisannya sepertinya sudah sangat cukup sampai hari ini saja. Matahari kini dibawa ayah untuk menginap bersama kakek neneknya. Hal ini memang ide saya beberapa hari yang lalu, tapi belum pernah saya bayangkan bagaimana kronologis kejadiannya sampai hal ini benar-benar terjadi.

Memang saya sedih melihat Matahari kurang bermain sehingga membuatnya mudah marah, tapi ternyata hidup tanpa Matahari pun membuat hati saya hancur lebur rasanya :'D. Sejak kepergiannya satu jam yang lalu, sampai dengan saya mengetik tulisan ini sekarang, saya tidak berhenti menangis, hahhaha.. Mungkin ini termasuk baby blues juga ya? xD

Pantas saja banyak sekali orang tua yang sulit melepaskan sayap anaknya walaupun anaknya sudah sangat besar. Ternyata rasanya memang sangat sakit ya :'D. Padahal rasa sakit akan perpisahan ini sangat diperlukan untuk kemandirian anak.

Hhhhhhh.....

Semoga perjalanan dan aktivitasnya menyenangkan ya, Kakak Matahari :)

Comments

Popular posts from this blog

resensi buku : surat kopi - joko pinurbo

resensi buku : The Giving Tree